Burung Kolibri Sepah Raja

warna cantik burung madu sepah raja
Burung Kolibri Sepah Raja ini memiliki nama latinnya Aethopyga siparaja, burung madu sepah raja memang memiliki warna bulu yang cantik dan bagus, dan  burung ini sering kali terlihat menyendiri dan berada di pohon dadap atau pohon yang berbunga.

Burung ini membuat sarang berbentuk kantung, menggantung dekat permukaan tanah, pada tepi hutan atau belukar sekunder. Telur berwarna merah jambu, berbintik, jumlah 2 butir. Berbiak sepanjang tahun.

Burung-madu sepah-raja memiliki tubuh berukuran sedang (13 cm).

Burung jantan: Warna merah terang. Dahi dan ekor pendek ungu. Perut lebih abu-abu gelap.

Burung betina: Hijau tua zaitun tua buram. Tanpa sapuan merah pada sayap atau ekor. Iris gelap, paruh kehitaman, kaki kebiruan. Hidup sendirian atau berpasangan. Mengunjungi semak atau pohon yang berbunga.

Burung Madu - Kolibri Kelapa

burung madu kelapa
Burung Madu Kelapa atau Kolibri Kelapa nama latinnya adalah Anthreptes malacensis dan lebih dikenal sebagai burung yang betah menetap di suatu tempat yang dia suka, seperti di pekarangan terbuka, di semak-semak pantai serta di perkebunan kelapa.

Sifat burung ini teritorial dan sangat agresif sehingga dia sering mengusir burung madu lainnya jika menemukan sumber makanan yang disukainya.

Makanan khasnya adalah nektar bunga (  Nektar merupakan sekresi kelenjar tanaman yang mengandung gula ) yang berbentuk seperti terompet yang terdapat pada bunga kembang sepatu, pisang dan benalu, lain daripada itu kolibri kelapa juga memakan ulat, serangga dan buah-buahan yang teksturnya sangat lembut.

Burung jantan: Mahkota dan punggung hijau bersinar. Tunggir, penutup sayap, ekor, setrip kumis ungu bersinar. Pipi, dagu, tenggorokan coklat tua buram. Tubuh bagian bawah kuning.

Burung betina: Tubuh bagian atas hijau zaitun. Tubuh bagian bawah kuning muda. Iris merah, paruh hitam, kaki hitam abu-abu.

Burung Kolibri Tasik - Leptocoma Sperata

Leptocoma Sperata
Jenis burung ini mempunyai nama latinnya yaitu Leptocoma Sperata Sinonim: Nectarinia sperata, dan kolibri tasik bisa di bilang burung madu pengantin ini lebih menyukai di daerah pinggiran hutan tropis yang sejuk dan senang berada di tempat terbuka, dan sering terlihat sendirian dan juga berpasangan.

Makanan burung ini di habitatnya adalah serangga, buah-buahan, biji-bijian yang kecil dan laba-laba.

Sifatnya dalam berkembang biak kolibri tasik ini dapat menetaskan 2 telur, dan telurnya berwarna coklat, dan biasanya dia bertelur pada sarangnya yang berbentuk kantung yang menggantung, dan bahan dalam membuat sarangnyapun terbuat dari serat dan akar-akar yang diikat pada sarang laba-laba.

Jantan: Tubuh bagian atas kebiruan tua mengkilap, topi hijau mengkilap, tenggorokan ungu mengkilap, dada merah buram.
Betina: Tubuh bagian atas zaitun. Tubuh bagian bawah kuning.

Penyebarannya meliputi India timur laut, Asia tenggara, Filipina, Semenanjung Malaysia, Sunda Besar, Sumatera, Kalimantan, Jawa, (Nusa Tenggara, Sulawesi).

Kacamata Sangihe White-eye Zosterops Nehrkorn

Sangihe White-eye Zosterops nehrkorn terancam punah
Burung Kacamata sangihe atau (Zosterops nehrkorni) adalah salah satu dari spesies burung keluarga kacamata.

Kacamata sangihe in merupakan hewan endemik dari Kepulauan Sangihe, Indonesia dan merupakan salah satu dari sekitar beberapa jenis burung kacamata ( pleci ) yang terdapat di Indonesia.

Burung endemik pulau Sangihe ini tergolong jenis burung langka di Indonesia, karena keberadaan burung kacamata sangihe ini terancam punah yang oleh IUCN Redlist dan birdlife dimasukkan dalam status konservasi kritis ( Critically Endangered ), diperkirakan burung endemik Sangihe ini jumlahnya kurang dari 50 ekor burung dewasa.

Dulunya burung ini dianggap sebagai bagian dari spesies Zosterops atrifrons (Kacamata dahi-hitam), namun kemudian spesies kacamata dahi-hitam ini dibedakan menjadi tiga spesies yakni Zosterops atrifrons, Zosterops stalkeri (Kacamata seram), dan Zosterops nehrkorni (Kacamata sangihe).

Pembenaran
Spesies ini memenuhi syarat sebagai sangat terancam punah karena tampaknya untuk bertahan hidup dalam jumlah kecil hanya pada satu tempat, di mana habitatnya terus dihancurkan dan rusak, sehingga rentang keseluruhan dan populasi cenderung menurun.

Catatan Taksonomi
Zosterops atrifrons (Sibley dan Monroe 1990, 1993) telah dibagi menjadi Z. atrifrons, Z. nehrkorni dan Z. stalkeri berikut Rasmussen et al. (2000b).

Identifikasi
12 cm. Kecil, arboreal, warbler-seperti burung. Kaya upperparts zaitun hijau dengan mencolok pantat kuning-hijau dan gelap ekor hijau-hitam. Hitam dahi, luas putih mata cincin. Dagu kuning cerah, tenggorokan dan undertail-bulu, sisa hamster seputih mutiara dengan sisi-sisi abu-abu. RUU oranye pucat dan kaki. Suara Kontak panggilan tampaknya tipis dan bernada tinggi daripada Z. atrifrons. spp serupa. yang terkait Black-fronted Z. White-eye atrifrons sedikit lebih kecil, kusam dan memiliki bagian telanjang gelap.

Distribusi dan Populasi
Spesies ini dibatasi untuk Sangihe, Indonesia, dimana sampai tahun 1996 itu dikenal hanya dari spesimen sejarah tunggal dan dengan demikian sangat mungkin sudah langka pada abad ke-19.

Hal itu terlihat dua kali pada tahun 1996 dan suara-tercatat pernah keluar dari penghitungan titik 148 pada tahun 1999 (Riley 2002) dari satu lokasi (Gunung Sahendaruman dan berdekatan Sahengbalira).

Hal ini dianggap sebagai sangat langka dan jarang ditemui di sisa 8 km 2 dari habitat yang sesuai. Sementara belum ada perkiraan populasi, kemungkinan bahwa kurang dari 50 individu dewasa bertahan hidup.

Populasi pembenaran
Populasi diperkirakan jumlahnya kurang dari 50 individu dan individu dewasa. Perkiraan ini berasal dari analisis catatan terbaru dan wilayah habitat yang tersisa (BirdLife International 2001).

Trend pembenaran
Hilangnya hutan dan degradasi terus menjadi ancaman di pulau Sangihe dan sebagai hasil spesies ini diduga berada di penurunan, meskipun tingkat kemungkinan penurunan belum diperkirakan.

Ekologi
Ini sering pergi pertengahan lantai ke kanopi atas hutan Ridgetop broadleaved primer, sering dengan kepadatan tinggi Pandanus sp., Di mana ia gleans serangga daun dan mungkin juga hijauan pada buah. Tampaknya harus benar-benar terbatas pada ketinggian antara 750 m dan 1.000 m.

Ancaman
Sebenarnya seluruh pulau Sangihe telah digunduli dan dikonversi menjadi lahan pertanian. Populasi sangat kecil spesies ini di wilayah habitat yang tersisa menunjukkan bahwa hal itu dibatasi oleh beberapa spesialisasi yang tidak dikenal atau ancaman, berpotensi persyaratan untuk rentang besar di mana untuk mencari buah, atau mungkin penghancuran tikus diperkenalkan Rattus spp.

Apapun alasannya, indikasi yang jelas adalah bahwa hal itu sangat rentan terhadap hilangnya habitat terus di pinggiran hutan yang lebih rendah. Inisiatif pemerintah untuk menanam jenis pohon eksotis, awalnya di dataran rendah, kini dikabarkan berlangsung di 700-900 m, lebih mengancam sisa area kecil hutan asli (Sykes 2009) .

Tindakan konservasi yang dilakukan
Itu Gunung Sahendaruman "hutan lindung" nominal menghemat beberapa habitat yang tersisa, meskipun beberapa langkah telah diambil untuk memastikan kemanjurannya.

Sejak tahun 1995, "Aksi Sampiri" Proyek telah bekerja untuk konservasi keanekaragaman hayati di Sangihe Talaud dan, melakukan penelitian lapangan, program kesadaran konservasi (termasuk desa dan sekolah pertemuan, pembagian selebaran dll), dan mengembangkan ide-ide untuk penggunaan lahan di masa depan melalui perjanjian antara pihak yang berkepentingan.

Akibatnya, rencana sedang berlangsung untuk mereklasifikasi yang ada 4 km 2 dari "hutan lindung" di Gunung Sahengbalira sebagai suaka margasatwa (dengan daerah inti sebagai cagar alam yang ketat), meskipun proses ini mungkin memakan waktu 2-3 tahun.

Selanjutnya, Wildlife Conservation Society mulai empat tahun kerja proyek Sangihe pada tahun 2007, yang akan memberikan kesempatan untuk melindungi habitat yang tersisa dan dasar untuk bekerja lebih lanjut.

Wildlife Conservation Society juga bekerja di pulau sejak tahun 2007 berusaha untuk mempromosikan penggunaan lahan simpatik dan pengembangan oleh desa-desa sekitar Gunung Sahengbalira (N. Brickle in litt. 2010) .

Tindakan konservasi yang diusulkan
Melakukan survei lebih lanjut untuk spesies di patch hutan yang tersisa di pulau (misalnya Gunung Awu). Memastikan perlindungan yang efektif dari habitat di Gunung Sahendaruman.

Mendukung usulan untuk gazetting cepat sisa hutan di Gunung Sahengbalira sebagai cagar alam yang ketat. Lanjutkan program pendidikan konservasi. Mendorong staf kehutanan untuk membangun kehadiran permanen di pulau itu.
Sumber : birdlife

Si Bolt Burung Dara Merpati Balap Termahal Di Dunia

bolt burung termahal di dunia
Si Bolt Burung Dara Merpati Balap Termahal Di Dunia, baru - baru ini sempat membuat dunia tercengang dengan harga lelang yang menakjubkan.

Pebisnis kaya asal China ini membeli seekor burung merpati balap si BOLT senilai US$ 407.000 ( Rp 3,8 miliar ), burung dara ini terjual dalam lelang yang digelar rumah lelang Pipa - Belgia, bahkan CEO Pipa, Nikolaas Gyselbrecht, yang dikutip oleh News.com, Rabu (22/5/2013), mengatakan, " Saya tercengang melihat dan mendengar harganya ".

Bolt adalah burung merpati balap yang dibesarkan di Belgia dan saat ini berumur satu tahun, sedangkan nama Bolt itu sendiri diambil dari nama pelari tercepat di dunia Usain Bolt asal Jamaica, dan sebelumnya Burung ini sempat memecah rekor di angka  250.000 euro ( Rp 3 miliar ) pada tahun 2012.

Merpati itu dipelihara oleh penggemar burung dara yang sangat dikenal di Belgia, Leo Heremans, Ia menjual seluruh koleksi merpatinya dalam lelang dan menghasilkan uang sekitar US$5 juta, dan sembilan dari 10 merpati paling mahal dalam lelang kali ini dibeli oleh penggemar dari Cina atau Taiwan.

Dalam lelang tersebut juga terjual 530 burung yang dikembangbiakkan oleh peternak burung terkenal dunia asal Belgia, Leo Heremans, dengan total raupan dana sebanyak 4,3 juta euro ( Rp 52 miliar ), dan Nilai transaksi ini juga memecahkan rekor transaksi tahun lalu.

Tempat lelang burung ini dikenal sering dikunjungi para pembeli dari Cina dan Taiwan untuk memburu burung-burung balap.

"Salah satu alasan lelang ini tidak terpengaruh oleh krisis ekonomi karena pembelinya tersebar dari seluruh dunia," kata Gyselbrecht.

"Lebih dari 20 negara ikut menawar pekan lalu. Jadi jika ada krisis di satu negara, di negara lainnya belum tentu," tambahnya.

Lelang ini melahirkan sebuah kombinasi baru di dunia balap burung, yaitu merpati keturunan Belgia dan kekayaan para orang China. Dua tahun lalu, pertama kali rekor merpati balap termahal muncul dengan nilai 156.000 euro.

Burung termahal pada waktu itu dari jenis Blue Prince keturunan Belgia yang dibeli oleh orang China. Saat ini, harga burung tersebut sudah naik dua kali lipat.

Olahraga balap burung merpati sangat terkenal di Belgia, dimulai sejak Perang Dunia II berakhir. Burung-burung yang sebelumnya bertugas mengirimkan informasi saat perang banyak yang pensiun.

Burung-burung ini akhirnya jadi atlet olahraga balap burung. Sejak saat itu, Federasi Balap Burung Belgia sudah punya lebih dari 250.000 anggota. Sementara di China, anggota perkumpulan seperti ini sudah mencapai 300.000 orang.

Meski Belgia kalah jauh, harus dilihat juga total populasinya yang hanya 10,5 juta jiwa, sementara China 1,35 miliar. Secara persentase, Belgia lebih unggul daripada China untuk urusan penggemar burung.

Dari generasi ke generasi, cara beternak burung sudah diturunkan dengan baik di keluarga-keluarga Belgia. Garis keturunan burung menjadi faktor yang penting dalam beternak dan menghasilkan bibit merpati balap yang berkualitas.

Seorang ahli merpati balap menjelaskan harga burung mahal karena merpati balap seperti karya seni, semakin terkenal semakin bernilai.

BKSDA Kaltim Menyita Burung Paruh Bengkok

BKSDA Kaltim Menyita Burung Paruh Bengkok dari kios toko penjual burung di Kota Balikpapan, dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah III Kalimantan Timur ini telah menyita tujuh burung jenis paruh bengkok.

Burung-burung itu diantaranya seekor Trichoglossus ornatus atau biasa dikenal kasturi Sulawesi atau perkici dora. Statusnya apendiks 1 atau dilindungi.

Enam lainnya berstatus apendiks 2, yakni:
  • Eos cyanogenia atau nuri sayap hitam (2 ekor), 
  • Pseudeos fustaca atau nuri kelam (1 ekor) , 
  • Lorrius lory atau kasturi kepala hitam (1 ekor), dan 
  • Lorrius garrulus atau kasturi ternate (2 ekor) .

Satwa ini disita petugas dari tiga kios penjual burung yang dimiliki Muji, Darmuji, dan Budi, di daerah Batu Ampar, Balikpapan Utara, Selasa (9/4) sore. Menurut Danang Anggoro, Kepala Seksi Konservasi BKSDA Wilayah III Kaltim di Balikpapan, Rabu (10/4) sore , para penjual itu tidak tahu bahwa telah memperdagangkan satwa dilindungi.

Satwa yang termasuk apendiks 2 memang bisa diperjualbelikan namun dengan syarat ketat, dan itu tidak bisa ditunjukkan para penjual. 

Sumber : sain.kompas

Burung Mantenan Atau Sepah Curi Perhatian

Burung Mantenan atau sepah mencuri perhatian
Burung Mantenan atau Sepah Curi Perhatian bagi penikmat suara dan burung berkicau di Indonesia, bagaimana tidak semua berbagai satwa burung di belahan Nusantara ini kian gencar di Eksploitasi dan tak ada hentinya.

Hingga pada suatu hari tertuju pada salah satu burung ini yaitu Burung Sepah atau burung mantenan ( Pericrocotus ), burung ini memang kerap di jadikan sebagai masteran bagi burung lainnya, atau hanya sebagai klangenan di rumah sendiri.

Sedangkan burung mantenan ini ada beberapa macam menurut habitat dan daerah asalnya, dan sudah tentu dari warna dan berbagai ukurannya pun berbeda, berikut ini, beberapa burung Mantenan dari beberapa pulau di Indonesia :

1. Burung SEPAH TULIN ( Pericrocotus igneus )

Inggris : Fierv Minivet;
Melayu: Burung Mas Tulin 

Deskripsi:  Burung sepah berukuran kecil (15 cm), berwarna merah padam dan hitam. Jantan merah terang dengan kepala, punggung, sayap, dan tengah ekor hitam mengkilap serta sapuan jingga pada perut dan sisi ekor. Pada betina, kepala dan punggung abu-abu, muka dan tubuh bagian bawah kuning, berubah menjadi jingga pada penutup bawah ekor dan tunggir. Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam. 

Penyebaran Global :
alawan, Semenanjung Malaysia, Sumatera, dan Kalimantan. 

Penyebaran lokal dan status:
Penetap di Sumatera (termasuk pulau-pulau di sekitarnya) dan Kalimantan. Ditemukan di hutan mangrove dan hutan-hutan sampai ketinggian 200 m di Sumatera.

Kebiasaan: Seperti burung sepah yang lain.
Catatan: Beberapa pakar burung memperlakukan burung ini sebagai ras dari Sepah kecil.

2. Burung SEPAH DAGU-KELABU ( Pericrocotus solaris )

burung sepah atau mantenan
Inggris: Grey-chinned Minivet;
Melayu: Burung Mas Dagu Abu-abu 

Deskripsi: Burung sepah berukuran sedang (17 cm), berwarna merah atau kuning. Jantan berwarna merah, perbedaannya dengan burung sepah lain yaitu tenggorokan dan penutup telinga yang abu-abu gelap suram. Betina berwarna kuning, ciri utamanya yaitu tidak ada warna kuning pada dahi, penutup telinga, dan tenggorokan. Iris coklat gelap, paruh hitam, kaki hitam. 

Penyebaran global:
Himalaya, Cina selatan, Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, Sumatera, dan Kalimantan. 

Penyebaran lokal dan status:
Penghuni tetap yang umum di pegunungan Sumatera dan Kalimantan bagian utara (dari G. Kinabalu ke selatan sampai Liang Kubung dan Penrissen), di hutan-hutan pada ketinggian antara 1.200-2.000 m.

Kebiasaan: Seperti burung sepah yang lain.

3. Burung SEPAH HUTAN ( Pericrocotus flammeus )

burung mantenan hutan
Inggris: Scarlet Minivet.
Melayu: Burung Mas Belukar 

Deskripsi: Burung sepah berukuran besar (19 cm), beraneka warna. Jantan berwarna hitam biru dengan dada dan perut merah, begitu juga tungging, sisi terluar bulu ekor, dan dua bercak pada sayap.
Betina berwarna lebih abu-abu pada punggung. Warna merah pada jantan diganti dengan warna kuning pada betina, yang melebar sampai tenggorokan, dagu, penutup telinga, dan dahi. Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam. 

Penyebaran global:
India, Cina selatan, Asia tenggara, Filipina, Semenanjung Malaysia, Sunda Besar, dan Lombok.

Penyebaran lokal dan status: Penghuni tetap di Sumatera (termasuk pulau-pulau di sekitarnya), Kalimantan (distribusi terpencar tetapi tercatat di semua daerah), jawa, dan Bali. Secara lokal umum terdapat di dataran rendah dan perbukitan sampai ketinggian 1.500 m (di Jawa lebih tinggi lagi).

Kebiasaan: Lebih menyukai hutan primer, berlompatan di antara puncak pohon berdaun halus, berpasangan atau dalam kelompok.

4. Burung SEPAH GUNUNG ( Pericrocotus miniatus )

burung sepah gunung
Inggris: Sunda Minivet
Deskripsi: Burung sepah berukuran besar (19 cm), berwarna merah dan hitam dengan ekor panjang. Ciri-ciri betina adalah kombinasi kepala hitam, ekor sangat panjang, dan tidak ada warna merah pada bulu sektmder. Betina cukup unik dengan warna bulu hitam dan merah seperti jantan, warna merah meliputi tenggorokan, dagu, dan dahi, serta mantel yang kemerahan. Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam.

Penyebaran global:
Endemik di Sumatera dan jawa. 

Penyebaran lokal dan status: Pegunungan di Sumatera (Leuser dan sepanjang Bukit Barisan sampai Dempu) dan jawa. Umum terdapat di hutan pegunungan pada ketinggian 1.200-2.400 m. Di Bali tidak tercatat. Kebiasaan: Hidup dalam kelompok besar sampai berjumlah 30 ekor. Sering mengunjungi puncak-puncak pohon di dalam serta di dekat hutan primer dan perkebunan pinus, kadang-kadang mengunjungi lahan pertanian.

5. Burung SEPAH KECIL ( Pericrocotus cinnamomeus )

burung mantenan kecil
Inggris: Small Minivet
Deskripsi: Berukuran kecil (15 cm), berwarna abu-abu, merah, dan hitam. Perbedaannya dengan burung sepah lain adalah kepala dan mantel jantan abu-abu serta tubuh bagian bawah betina keputih-putihan dan lebih buram. Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam. 

Penyebaran global:
India, Asia tenggara (kecuali Semenanjung Malaysia), Kalimantan,jawa, dan Bali.

Penyebaran lokal dan status: Status di Kalimantan tidak diketahui. Pada akhir abad yang lalu, seekor dikoleksi di Kalimantan selatan, mungkin merupakan pengembara dari Jawa. Penghuni tetap di Jawa dan Bali, tersebar luas dan cukup umum terdapat di dataran rendah. Di Sumatera dan Kalimantan, digantikan keberadaannya oleh Sepah tulin.

Kebiasaan: Lebih menyukai hutan terbuka, hutan mangrove, tanah pertanian, dan pedesaan. Terbang dalam kelompok kecil yang aktif dan ribut, mencari makan di puncak pohon-pohon yang tinggi.

6. Burung SEPAH PADANG ( Pericrocotus divaricatus )

burung sepah mantenan padang
Inggris: Ashy Minivet.
Melayu: Burung Mas Padang
Deskripsi: Burung sepah berukuran besar (20 cm), berwarna hitam, abu-abu, dan putih khas. Perbedaamaya dengan burung kapasan yaitu ukuran lebih besar dan tidak ada garis sayap, dengan Bentet-kedasi yaitu tubuh bagian bawah yang putih dan tunggir abu-abu.

Jantan memiliki topi, setrip mata, dan bulu terbang hitam, serta bagian atas abu-abu dan bagian bawah putih. Betina lebih pucat dan lebih abu-abu.
Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam.

Penyebaran global:
Asia timur laut dan Cina timur. Pada musim dingin, bermigrasi ke selatan sampai Asia tenggara, Filipina, dan Sunda Besar.

Penyebaran lokal dan status: Tercatat di Sumatera dan Kalimantan bagian utara. Pengunjung tidak tetap di dataran rendah pesisir, jarang ditemukan pada ketinggian lebih dari 900 m.

Kebiasaan: Memburu serangga pada tajuk pohon. Sewaktu terbang, kurang terlihat mencolok dibandingkan dengan burung sepah yang berwarna terang. Membentuk kelompok sampai 15 ekor.

Ini adalah salah satu bentuk dari suara burung Mantenan atau Sepah, Simak saja